Indonesia adalah negara besar yang terdiri dari berjenis-jenis suku, agama, dan ras. Ini adalah anugerah tak ternilai, yang mesti disyukuri, salah satunya dengan sistem menyemaikan semangat toleransi di dalam diri kita, dan mengajarkannya terhadap anak-anak kita sejak dini. Tidak dapat diacuhkan, beberapa tahun akhir-akhir ini ini, kabar intoleransi terasa kuat.
Mengajari anak mengenai toleransi beragama antar sesama dan menghargai perbedaan dapat dimulai dengan sistem-sistem simpel dari rumah. https://ku-institute.id/ Anda perlu menjadi Menjadi Orang Tua Penegak Toleransi. Sebagian hal yang dapat Mama dan Papa lakukan adalah:
1. Tunjukkan Cinta
Tunjukkan terhadap anak bahwa cinta Anda tak bersyarat. Tunjukkan pula rasa cinta dan hormat Anda, malahan terhadap orang-orang yang berbeda dari Anda. Tunjukkan rasa cinta juga pada diri Anda sendiri (semisal dengan tak terus menerus berkomentar bahwa Anda sedang gendut, rambut keriting Anda jelek sekali), dan biarkan anak-anak mengamati bahwa Anda tak menghakimi siapa malahan.
2. Membangun Harga Diri Kecil
Kecil yang mengamati positif dirinya cenderung mengamati positif orang lain. Mereka tak gampang merasa terancam seandainya orang lain berbeda dengannya. Kecil yang berbahagia, berbahagia, dan diperlakukan penuh hormat juga cenderung memperlakukan orang lain dengan hormat. Kecil-anak yang merasa nyaman dengan dirinya juga lebih berbahagia bereksplorasi dan tak ragu berdebat dengan sehat.
3. Tidak Mengukur Pihak Lain
Kita hidup dalam dunia yang tak total. Tidak ada manusia yang total. Siapa saja dari suku apa saja, dan dari agama apa malahan dapat menjalankan kesalahan. Tahan diri Anda untuk berkomentar menyangkut perbedaan (ras, suku, agama) dengan hal salah yang mereka lakukan. Dengan demikian anak malahan belajar dari Anda untuk senantiasa memberi maaf dan menghargai perbedaan. Kecil juga akan belajar bahwa siapa malahan dapat menjalankan kesalahan, termasuk dirinya.
4. Menghargai Istiadat Keluarga dan Belajar Istiadat Lain
Rayakan kebiasaan dalam keluarga Anda dengan berbahagia dan penuh hormat. Diskusikan makna kebiasaan itu bagi Anda dan keluarga. Cobalah mengeksplorasi kebiasaan lain, hari raya lain, di luar zona nyaman Anda. Ajak anak mengamati bagaimana kebiasaan dan hari raya yang berbeda memberi makna bagi pelakunya. Anka (4) baru mendengar cerita Tante Pricilla perihal kebiasaan Natal di keluarga Ara, teman sekelasnya. Anka kemudian menyimpulkan, “Ooh, seandainya saya Lebaran lazimnya salat di mesjid dahulu sama mama. Aku tak dapat kado, namun saya diberikan uang. Sama saja, ya?”
5. Biarkan Kecil Terpapar Keragaman
Saat Anda hendak memilih sekolah untuk anak, aktivitas berakhir sekolah, atau aktivitas selama wisata seperti holiday camp, pertimbangkan keragaman yang akan ia temui. Salah satu sistem terbaik untuk membikin anak berkeinginan memahami orang lain adalah dengan mengalaminya sendiri. Pengalaman menjelajah dan berkenalan dengan jenis kebiasaan dan masyarakat akan membikin anak dapat menghargai dan menghormati orang lain dan tetap dapat mengekspresikan pandangan, nilai-nilai, atau kebiasaan. Ajari anak bahwa kita tak mesti setuju atau mengadopsi perbedaan itu, namun kita dapat senantiasa menghargai orang lain yang berpegang teguh pada nilai yang dianutnya.
6. Pilih dan Pilah Media untuk Kecil
Tanpa kita sadari, media yang ditonton, dibaca, dan didengar anak juga ikut serta serta memberi masukan mengenai stereotipe, kesetaraan, dan rasa hormat terhadap sesama. Anda perlu jeli membaca pesan tersirat dari alur cerita, penokohan, dialog, atau sudut pandang penceritaan dari media yang dirasakan anak. Sedangkan demikian, dunia tak mungkin steril dari semua hal yang berseberangan dengan nilai keluarga Anda. Sekali lagi, kebiasaan berbincang-bincang menjadi kuncinya.
Jikalau orang tua mensupport sikap toleran pada anak-si kecilnya, membicarakan nilai-nilai dalam keluarga dan mencontohkan perilaku serta ucapan yang menampilkan bahwa kita menghargai semua orang, anak-anak akan mencontoh jejak kita.