3 Tokoh Peneliti Manusia Purba di Indonesia

3 Tokoh Peneliti Manusia Purba di Indonesia

3 Tokoh Peneliti Manusia Purba di Indonesia

Penelitian manusia purba di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19. Penelitian terhadap fosil manusia purba di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Eugene Dubois. Keberhasilannya menemukan fosil tengkorak di Trinil pada 1890 menjadi bagian penting dalam sejarah paleoantropologi. Peristiwa ini sekaligus mengawali serangkaian penelitian fosil manusia purba di Indonesia. Berikut ini akan dijabarkan tentang tokoh peneliti, lokasi, dan penemuan manusia purba di Indonesia.

3 Tokoh Peneliti Manusia Purba di Indonesia

Ter Haar dan Ir. Oppennoorth Dalam melakukan penelitian, G.H.R von Koenigswald sering bekerjasama dengan peneliti lain, termasuk Ter Haar dan Ir. Oppennoorth. Antara 1931-1934, ketiganya menemukan fosil Homo soloensis di Sangiran, Jawa Tengah.

Teuku Jacob

Teuku Jacob adalah peneliti manusia purba dari Indonesia pertama yang memulai penelitiannya pada 1952. la adalah salah satu murid dari von Koenigswald dan juga penerusnya dalam penelitian terhadap fosil-fosil di Indonesia. Penelitian yang dimpimpin oleh Teuku Jacob dilakukan di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.

Eugene Dubois

Penelitian manusia purba di Indonesia dipelopori oleh Eugene Dubois, seorang paleoantropologi berkebangsaan Belanda. Eugene Dubois bertolak ke Indonesia pada pertengahan 1880-an untuk mengejar obsesinya dalam mencari fosil manusia purba. Pada 1889, ia mendapat kiriman sebuah fosil tengkorak yang ditemukan di Wajak, Tulung Agung, dari B.D Van Reitschotten. Fosil tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois dan dinamai Homo wajakensis. Setelah itu, Eugene Dubois melanjutkan penelitiannya ke beberapa lokasi, seperti Trinil dan Sangiran. Namanya semakin terkenal setelah menemukan fosil tengkorak di Trinil pada 1890 yang kemudian dinamai Pithecanthropus erectus. Antara tahun 1895-1900, Eugene Dubois tercatat menulis 19 artikel ilmiah seputar Pithecanthropus erectus.

Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald

Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald adalah ahli paleontologi berkebangsaan Jerman yang pada awalnya bertugas untuk mengembangkan bio-stratigrafi Pulau Jawa. Dengan berbekal buku van Es, G.H.R von Koenigswald mencermati endapan-endapan purba Sangiran, hingga menemukan alat-alat paleolitik pada 1934. Alat-alat serpih berwarna kuning kemerahan dari batuan kalsedon yang ditemukan ini kemudian menjadi sangat terkenal dengan sebutan alat serpih Sangiran. Pada 1936, von Koenigswald mendapat temuan yang menakjubkan berupa fosil tempurung kepala manusia purba yang sejenis dengan temuan Eugene Dubois di Trinil. Oleh karena itu, temuan ini kemudian dinamai Pithecanthropus II. Berkat temuannya ini, sebagian teka-teki seputar keberadaan manusia Jawa mulai terjawab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top